Kamis, 03 November 2011

Pelantikan PB LEMKARI

PELANTIKAN PB LEMKARI. Priyo: Momentum Merebut Kembali Kejayaan

JAKARTA (Suara Karya): Pengurus Besar Lembaga Karate-Do Indonesia (PB Lemkari) masa bakti 2011-2016 di bawah pimpinan Ketua Umum Drs H Priyo Budi Santoso bertekad untuk melakukan lompatan besar dalam mengembalikan kejayaan karate. Pelantikan PB Lemkari di Jakarta, Sabtu (26/2), telah dicanangkan sebagai momentum melaksanakan karya besar tersebut.
“Kami siap untuk membangun kembali kejayaan Lemkari, khususnya Forki dan kareta Indonesia umumnya. Semua kami lakukan demi bangsa dan negara Indonesia. Melihat potensi dan kekuatan kepengurusan PB Lemkari, maka saya optimis untuk mewujudkan cita-cita besar ini,” ujar Priyo, seusai melantik kepengurusan PB Lemkari yang diperkuat 50 personel itu.
Priyo, yang Wakil Ketua DPR itu, menegaskan, setelah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PB Lemkari di Bali, dia melakukan konsolidasi organisasi dan melakukan kunjungan ke beberapa daerah. Dirinya sangat bangga dan terharu, karena saat di Maluku, Sumatera Barat, dan Papua, dia mendapat sambutan luar biasa dari keluarga Lemkari. Dia menilai, Lemkari memiliki modal dan potensi besar degan 5.184 anggota majelis sabuk hitam dan 81.000 anggota lainnya.
Melihat fakta itulah, maka Priyo makin serius dan tertantang untuk membangun kejayaan Lemkari. Untuk itu, sebagai formatur tunggal sekaligus ketua umum terpilih dengan wewenang penuh, dia menyusun kepengurusan yang tangguh dengan melibatkan tokoh-tokoh dari berbagai lini.
“Kurang apa Lemkari ini. Semua tokoh dari berbagai profesi menyatu dalam kepengurusan sekarang. Dengan sumber daya manusia yang dimiliki, kami siap membangun kebesaran Lemkari dan karate Indonesia,” katanya, yang disambut tepuk tangan ratusan hadirin di Ballroom FX Mall, Senayan.
Priyo, yang kini menyandang DAN-VI, dalam kepengurusannya telah mencanangkan beberapa program andalan, di antaranya adalah membuka beberapa pusat pelatihan, dojo, serta mengadakan kejuaraan baik tingkat daerah maupun nasional.
“Kami juga akan aktif mengikuti kejuaraan internasional. Pekan depan, 10 karateka akan dikirim ke Kuala Lumpur,” ucap Ketua DPP Partai Golkar itu.
Selain itu, tokoh Partai Golkar tersebut mengemukakan, Lemkari juga menyelenggarakan latihan bersama dan demontrasi karate tingkat nasional oleh ribuan karate sabuk hitam DAN-I sampai IX di Jakarta. Pihaknya juga akan memperkenalkan dan membangkitkan hobi olahraga karate pada generasi muda bangsa. Lemkari pun akan menghimpun kembali para anggotanya dan memikirkan kehidupan mereka.
“Bagi atlet yang masih aktif, saya berpesan agar meraih prestasi setinggi-tingginya. Saya akan mencari dana. Bagi mantan atlet yang kehidupannya belum baik, maka kami juga akan memikirkan untuk membantunya,” katanya.
Dalam kepengurusan PB Lemkari 2011-2016 itu, Priyo sukses menyatukan beberapa tokoh tenar. Ada Hajrianto Y Thohari, Anton Lesiangi, Yuddy Chrisnandi, Fadli Zon, Akbar Faizal, Budi Supriyanto, Poempida Hidayatullah, Leonardy Harmainy, dan Edison Betaubun. Dari kalangan pengusaha ada Arnes Lukman. Untuk kalangan karate ada Willem Mantiri, Yuli Ekayanti, dan Harried Taning. (Gungde Ariwangsa)

Karateka Lemkari Boleh Bertanding di Berbagai Negara


Karateka Lemkari Boleh Bertanding di Berbagai Negara

Semarang, CyberNews. Ketua Umum Pengurus Besar Lembaga Karate-Do Indonesia (PB Lemkari), Priyo Budi Santoso, berjanji akan mengirimkan karateka dari Lemkari ke kejuaraan tingkat dunia, di negara manapun yang diinginkan atlet. Namun syaratnya atlet tersebut harus memiliki prestasi yang membanggakan di tingkat nasional, minimal harus juara di Kejurnas yang digelar Lemkari.
“Ini sebagai sebuah penghargaan terhadap karateka-karateka yang memiliki prestasi. Dan untuk mewadahi itu, saya akan memberangkatkan setiap karateka yang memiliki prestasi untuk tampil bertanding di luar negeri,” ujar Wakil Ketua DPR RI ini saat melakukan konsolidasi dengan pengurus Lemkari Jateng, Minggu (13/3) di rumah makan Oen Semarang.
Priyo berpesan kepada seluruh pengurus Lemkari Jateng agar memperhatikan perkembangan atlet terutama yang masih yunior.  “Kita ingin agar prestasi karate Tanah Air bisa maju di tingkat dunia. Potensi atlet-atlet yang bagus harus dicari termasuk masuk ke sekolah-sekolah, perguruan tinggi, perusahaan-perusahaan, dan satuan elit di tubuh TNI,” ungkap politisi asal Partai Golkar ini.
Dia juga berharap Jateng bisa berkontribusi menyumbang atlet-atlet terbaiknya guna membela Indonesia di tingkat nasional. Pemegang DAN VI Lemkari ini meminta pengurus daerah melakukan inventarisasi langsung terhadap semua karateka yang bernaung di bawah Lemkari.
Priyo terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum PB Lemkari periode 2011-2016 dalam Kongres Lemkari di Denpasar, 10 Januari 2011. Dia menggantikan Anton Lesiangi, setelah pesaing terkuatnya Yudhy Chrisnandi mengundurkan diri dalam kongres yang berlangsung di GOR Lila Bhuwana itu. Yudhy selanjutnya ditunjuk menjadi ketua harian.
Selain Yudhy, kandidat yang sempat muncul dalam kongres yang diikuti 30 Pengprov dari 33 Pengprov Lemkari se-Indonesia tersebut adalah Idrus Marham yang juga Sekjen DPP Partai Golkar. Dalam kepengurusannya ini, Priyo menggandeng sejumlah politisi lain yang ditempatkan sebagai ketua bidang seperti Fadli Zon, Ali Mukhtar Ngabalin, Akbar Faisal, dan Azis Samsudin.
(Nurul Muttaqin/CN26)

Priyo Ketua Umum PB.Lemkari

Priyo Ketum Anyar PB Lemkari

DENPASAR – Priyo Budi Santoso akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum PB Lemkari periode 2011-2016 setelah pesaingnya Yuddy Chrisnandi mengundurkan diri dalam kongres yang digelar di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, Senin (10/11/2011).
Jika sebelumnya, muncul tiga nama politisi bakal bertarung ketat merebut kursi Ketua Umum PB Lemkari yang diduduki Anton Lesiangi, namun belakangan hanya muncul dua nama yakni Priyo dan Yuddy. Satu nama lainnya, Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham, justru tidak muncul hingga berakhirnya Kongres.
Priyo yang sebelumnya sebagai Penasehat PB Lemkari, terpilih aklamasi menggantikan Anton dalam kongres yang diikuti 30 Pengprof bukan 28, seperti informasi sebelumnya, dari 33 Pengprov Lemkari di seluruh Indonesia.
Priyo melaju mulus setelah pesaing utamanya Yuddy yang sebelum kongres namanya ramai diperbincangkan, akhirnya memilih mengalah dan mengundurkan diri.
Hanya saja, meski Yuddy mengundurkan diri dalam pencalonan, namun peserta kongres sepekat memutuskan jika Priyo menjadi Ketua Umum, maka Yuddy diposisikan sebagai Ketua Harian. Seperti diketahui, Yuddy saat ini menduduki Wakil Ketua Bidang Organisasi, PB Lemkari sejak 2008 sampai 2011.

Sejarah Karate

SEJARAH KARATE
Menurut legenda, evolusi karate dimulai lebih dari ribuan tahun yang lalu, kemungkinan pada awal abad ke-5 SM ketika Bodhidharma tiba di kuil Shaolin, China dari India dan mengajarkan Zen Buddhisme. Dia juga memperkenalkan serangkaian latihan sistematis yang didesain untuk memperkuat pikiran dan tubuh, latihan-latihan yang disebut-sebut sebagai awal gaya tinju Shaolin. Pelajaran yang diberikan Bodhidharma kemudian menjadi dasar mayoritas seni bela diri China. Sesungguhnya, asal karate tidak jelas dan sedikit yang diketahui mengenai awal pengembangan karate sampai ia diperlihatkan di Okinawa.
Okinawa merupakan pulau kecil dari sekelompok pulau yang membentuk Jepang modern. Okinawa merupakan pulau utama dari untaian Pulau Ryuku yang membentang dari Jepang ke Taiwan. Di kelilingi oleh koral, Okinawa memiliki luas kurang lebih 10 km dan panjang hanya 110 km, terletak 740 km di timur dataran China, 550 km di Selatan dataran utama Jepang dan 550 km di utara Taiwan. Okinawa menjadi jalur yang disinggahi mayoritas rute perdagangan, sebagai titik peristirahatan yang pertama kali ditemukan oleh orang Jepang. Kemudian Okinawa dikembangkan menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara, perdagangan dengan Jepang, China, Indo China, Thailand, Malaysia, Borneo (Kalimantan), dan Filipina.
Pada tahap awal, bentuk asli seni bela diri karate mirip dengan pertarungan dengan tangan (tapak) yang dikembangkan di Okinawa dan disebut Te atau tangan. Larangan penggunaan senjata, membuat orang-orang Okinawa terdorong untuk menyempurnakan teknik tangan kosong yang dilatih secara diam-diam. Penyempurnaan lebih lanjut muncul dari pengaruh seni bela diri lain yang dibawa oleh para bangsawan dan pedagang ke pulau tersebut.
Pengembangan lebih lanjut dilakukan selama bertahun-tahun, terutama di tiga kota Okinawa, yaitu Shuri, Naha, dan Tomari. Masing-masing kota ini merupakan pusat dari kelas masyarakat yang berbeda, masing-masing merupakan pusat masyarakat raja dan bangsawan, pedangang, petani dan nelayan. Karena alasan ini, terdapat perbedaan bentuk seni pertahanan diri yang dikembangkan di masing-masing kota, yang kemudian dikenal dengan Shuri-te, Naha-te, dan Tomari-te. Secara kolektif mereka disebut Okinawa-te atau Tode, “Chinese Hand”. Secara perlahan karate terbagi menjadi dua kelompok utama, Shorin-ryu yang dikembangkan di Shuri dan Tomari, Shorei-ryu yang dikembangkan di Naha. Shorin-ryu menekankan pada kecepatan, linier, dengan pola pernafasan natural sementara Shorei-ryu menekankan pada kestabilan dan pernafasan yang disinkronisasi dengan masing-masing gerakan. Menariknya, konsep dari kedua gaya ini juga terdapat dalam bela diri kungfu.
Karakter huruf China yang digunakan untuk menulis Tode juga dapat dibaca sebagai “Kara”, jadi nama Te diganti dengan Karate-jutsu atau “Chinese Hand Art atau Seni Bela Diri Tangan dari China” oleh para master dari Okinawa. Kemudian diganti menjadi Karate-do oleh Gichin Funakoshi yang mengadopsi arti alternatif dari karakter huruf “Chinese” yaitu “Kara” yang berarti “kosong”. Mulai saat itu istilah karate diartikan sebagai “tangan kosong”. Do dalam kata karate-do berarti “cara” atau “pedoman” dan sebagai indikasi tata tertib dan filosofi dari karate yang dikonotasikan dengan moral dan spiritual.
Do menjadi konsep yang lazim, setidaknya sejak kelahiran pelajar dari Okinawa, Teijinsoku pada tahun 1663, seperti yang dia tulis di puisinya:
Tidak perduli seberapa hebat seni Te Anda
Dan ilmu pengetahuan Anda
Tidak ada yang lebih penting dari perilaku Anda
Dan perikemanusiaan Anda dalam kehidupan sehari-hari
(Nagamine, 1976)

Pertunjukan karate di muka umum pertama kali dilakukan oleh Gichin Funakoshi pada tahun 1917 di Butoku-den, Kyoto (Hassel, 1984). Demonstrasi ini dan demonstrasi berikutnya sangat berkesan bagi banyak orang Jepang, termasuk Putera Mahkota Hirohito, yang sangat antusias terhadap seni bela diri Okinawa ini. Pada tahun 1922, Dr. Jano Kano, pendiri seni bela diri Judo Jepang mengundang Funakoshi untuk mempertunjukkan karate di Dojo Kodokan yang terkenal dan dia meminta Funakoshi tetap tinggal di Jepang untuk mengajarkan karate.
Sekarang terdapat empat aliran utama dalam karate-do di Jepang, yaitu: Goju-ryu, Shito-ryu, Shotokan, dan Wado-ryu.
Goju-ryu dikembangkan dari Naha-te, popularitasnya terutama karena kesuksesan Kanryo Higaoma (1853-1915). Higaoma membuka dojo di Naha menggunakan delapan bentuk yang dibawanya dari China. Murid terbaiknya Chojun Miyagi (1888-1953) kemudian mendirikan Goju-ryu “metode keras lunak” pada tahun 1930. Di Goju-ryu penekanan ditujukan pada kombinasi antara teknik tangkisan lembut memutar dan serangan balasan yang cepat dan keras.
Shito-ryu didirikan oleh Kenwa Mabuni (1889-1952) pada tahun 1928 dan dipengaruhi secara langsung oleh Naha-te dan Shuri-te. Nama Shito diambil dari kombinasi karakter tulisan Jepang dari nama guru Mabuni, yaitu Ankoh Itosu dan Kanryo Higaoma. Shito-ryu banyak menggunakan “kata”, sekitar 50%, dan berkarakteristik penekanan pada penggunaan kekuatan dalam pelaksanaan latihan.
Shotokan didirikan oleh Gichin Funakhosi (1868-1957) di Tokyo pada tahun 1938. Funakoshi dianggap sebagai pendiri karate modern. Lahir di Okinawa dia mulai belajar karate dari Yasutsune Azato, salah satu ahli bela diri terbesar di Okinawa. Pada tahun 1921 Funakoshi pertama kali memperkenalkan karate di Tokyo. Pada tahun 1936, pada umur hampir mendekat 70 tahun, dia membuka dojo, yang kemudian disebut Shotokan. Shotokan Karate berkarakteristik teknik linier yang bertenaga dan cara berdiri yang kokoh.
Wado-ryu “jalan harmoni” didirikan pada tahun 1939, merupakan sistem karate yang dikembang dari jujitsu dan karate oleh Hienori Otsuka. Dia mempelajari karate dari Gichin Funakoshi. Aliran karate ini mengkombinasikan teknik pergerakan dasar dari Jujitsu dengan teknik menghindar, menekankan pada kelembutan, harmoni, dan disiplin spiritual.

Anton Desak PB Forki Cabut Edaran

Anton Desak PB Forki Cabut Edaran

JAKARTA – Anton Lesiangi, Ketua Umum Pengurus Besar Lembaga Karate-do Indonesia (Lemkari) versi Kongres Luar Biasa, mendesak PB Federasi Olahraga Karate Seluruh Indonesia (FORKI) mencabut edaran pengakuan terhadap Lemkari yang diketuai Kapolri.

Desakan itu dia sampaikan di Jakarta, Selasa (27/1). Jika desakannya tidak digubris, dia akan membawa masalah ini ke pengadilan.

Surat edaran FORKI yang ditandatangani Ketua Umum PB FORKI Luhut Binsar Panjaitan, Maret 2003, berisi pengakuan terhadap PB Lembaga Karate-do Indonesia (Lemkari) yang diketuai Kapolri. Anton Lesiangi, memenangi gugatan atas Lemkari kubu Elong Chandra melalui Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Oktober 2003.

Anton yang merasa memiliki hak atas Lemkari, kemudian mengirim surat desakan kepada Ketua Umum PB FORKI Luhut Binsar Panjaitan, Januari 2004. Dia meminta PB FORKI membubarkan Pengurus Lemkari versi Elong yang telah dikukuhkan Luhut Panjaitan 31 Maret 2003.

Anton memberi waktu hingga 10 Februari kepada Luhut untuk membubarkan Lemkari versi Elong, dan mengukuhkan Lemkari hasil KLB di Jakarta.

“Saya beri waktu hingga 10 Februari, terhitung mulai hari ini kepada ketua umum Forki untuk mencabut Surat Keputusan (SK) pengukuhan Lemkari versi Kapolri. Jika tidak, mengacu kepada keputusan PN Jakarta Barat, maka ketua umum Forki melakukan tindak pidana dengan hukuman 5 tahun dan sanksi perdata satu hari Rp 1 juta,” kata Anton kepada wartawan di Jakarta, Selasa (27/1)

Anton menambahkan, putusan PN Jakarta Barat mengenai sertifikat merk perguruan Lemkari cukup kuat baginya untuk melakukan tuntutan kepada Luhut Panjaitan. Apalagi keputusan itu juga didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia melalui Direktorat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

“Keputusan itu telah menguatkan pengurus versi KLB, dan kita berharap Pak Luhut segera mencabut SK pengukuhan Lemkari tanggal 23 Maret 2003,” katanya.

Kemenangan gugatan Anton diputuskan oleh hakim kepala Abdul Wahid Oscar SH yang menangani perkara perdata tentang keabsahan Perguruan Lembaga Karate-Do Indonesia (Lemkari).

Dalam putusannya, Oscar menyebutkan, terhitung 3 Oktober 2003, yang berhak menggunakan nama Perguruan Lemkari adalah pihak penggugat yakni Lemkari kepemimpinan Anton Lesiangi. Pengadilan juga memutuskan bahwa pihak tergugat dalam hal ini kubu Elong Chandra, tidak diperbolehkan lagi melakukan aktifitas perguruannya dengan menggunakan lambang serta logo Lemkari. Jika pihak tergugat melanggarnya, akan dikenakan sanksi perdata berupa denda uang sebesar Rp1 juta per hari. Serta tuntutan pidana 5 tahun penjara.

Menanggapi surat itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Forki, Ahmad Budu seperti dikutip dari Antara, mengatakan pihaknya menerima PB Lemkari pimpinan Kapolri waktu itu Hamami Nata karena Lemkari pimpinan Anton tidak sesuai dengan AD/ART Lemkari.

“Kongres luar Biasa yang memilih Anton sebagai ketua tidak sah karena tidak sesuai AD/ART,” katanya. (W-11)

Sejarah Karate di Indonesia

Di tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliahnya bernama Drs. Baud A.D. Adikusumo(Alm). Beliau adalah seorang karateka yang mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA Shotokan. Ia mulai mengajarkan karate. Melihat banyaknya peminat yang ingin belajar karate, dia mendirikan PORKI (Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia) yang merupakan cikal bakal FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Sehingga beliau tercatat sebagai pelopor seni beladiri Karate di Indonesia.Dan beliau juga pendiri Indonesia Karate-DO (INKADO)

Setelah beliau, tercatat nama putra-putra bangsa Indonesia yang ikut berjasa mengembangkan berbagai aliran Karate di Indonesia, antara lain Bp. Sabeth Mukhsin dari aliran Shotokan, pendiri Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI), dan juga dari aliran Shotokan adalah Bp.Anton Lesiangi (pendiri Lembaga Karate-Do Indonesia/LEMKARI,yang tadinya Bp.Sabeth Mukshin dan Bp.Anton Lesiangi  bersama-sama mendirikan PORKI , namun terjadi perselisihan kemudian terbagilah PORKI SABEHT dan PORKI ANTON pada tahun 1967, kemudian  pada tahun 2005 karena urusan internal banyak anggota Lemkari yang keluar dan dipecat yang kemudian Elong Chandra mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari perguruan MKC (Medan Karate club). Kabarnya, perguruan ini sekarang menjadi besar dan maju, tidak kalah dengan LEMKARI.

Aliran Shotokan adalah yang paling populer di Indonesia. Selain Shotokan, Indonesia juga memiliki perguruan-perguruan dari aliran lain yaitu Wado dibawah asuhan Wado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) yang didirikan oleh Bp. C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do Indonesia (KKI) yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu. Selain itu juga dikenal Bp. Setyo Haryono dan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryu, Bp. Nardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu dan SHINDOKA.

Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka Indonesia dapat berlaga di forum Internasional terutama yang disponsori oleh WKF.

Apakah Karate itu?

Apakah Karate itu?

Karate-do merupakan sebuah seni beladiri  yang aslinya berasal dari daerah Okinawa, kemudian dimodifikasi dan diubah menjadi suatu jalan kehidupan (way of life) oleh  Gichin Funakoshi. Sebelum perubahan ini, karate-do hanyalah merupakan suatu teknik beladiri tanpa senjata dengan hanya mengandalkan tangan dan kaki saja. Meskipun ada beberapa pengaruh dari beladiri China, pengembangan karate-do sangat khas Okinawa dan tentu Jepang. Tuan Funakoshi, dipengaruhi oleh beladiri tradisional dari kepulauan Jepang, seperti kyudo, kendo, dan judo.  Ia memodifiksi karate sampai suatu saat disebut sebagai Karate-jutsu, sebuah seni bertarung yang menekankan pada aspek filosofinya,  cara ini harus dipelajari sepanjang kehidupan sehari-hari oleh seorang murid karate.hal inilah yang menyebabkan karate disebut sebagai Jalan Kehidupan:Karate-do  (do, berarti jalan). Gichin Funakoshi, selanjutnya, menggabungkan teknik Karate dengan Budo tradisional, memasukan intisari dari Budo ke dalam hati  Karate -- suatu jalan seni beladiri yang nyata. Kata Budo dibentuk oleh dua karakter China, bu terdiri dari dua simbol, yang satu artinya menghentikan, yang didalamnya menggambarkan dua senjata, yang artinya menghentikan perselisihan.  Menurut kata Funakoshi sendiri: "Sejak Karate merupakan budo, pengertian ini harus diputuskan secara mendalam dan pukulan sebaiknya tidak digunakan secara sembarangan."
Kata karate juga dibentuk oleh dua karakter, yang pertama adalah  kara (kosong) dan lainnya  te (tangan).  Kata kosong berarti teknik beladiri Karate tidak memerlukan senjata, hanya menggunakan anggota badan  seperti tangan dan kaki sebagai pengganti senjata.