Kamis, 03 November 2011

Pelantikan PB LEMKARI

PELANTIKAN PB LEMKARI. Priyo: Momentum Merebut Kembali Kejayaan

JAKARTA (Suara Karya): Pengurus Besar Lembaga Karate-Do Indonesia (PB Lemkari) masa bakti 2011-2016 di bawah pimpinan Ketua Umum Drs H Priyo Budi Santoso bertekad untuk melakukan lompatan besar dalam mengembalikan kejayaan karate. Pelantikan PB Lemkari di Jakarta, Sabtu (26/2), telah dicanangkan sebagai momentum melaksanakan karya besar tersebut.
“Kami siap untuk membangun kembali kejayaan Lemkari, khususnya Forki dan kareta Indonesia umumnya. Semua kami lakukan demi bangsa dan negara Indonesia. Melihat potensi dan kekuatan kepengurusan PB Lemkari, maka saya optimis untuk mewujudkan cita-cita besar ini,” ujar Priyo, seusai melantik kepengurusan PB Lemkari yang diperkuat 50 personel itu.
Priyo, yang Wakil Ketua DPR itu, menegaskan, setelah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PB Lemkari di Bali, dia melakukan konsolidasi organisasi dan melakukan kunjungan ke beberapa daerah. Dirinya sangat bangga dan terharu, karena saat di Maluku, Sumatera Barat, dan Papua, dia mendapat sambutan luar biasa dari keluarga Lemkari. Dia menilai, Lemkari memiliki modal dan potensi besar degan 5.184 anggota majelis sabuk hitam dan 81.000 anggota lainnya.
Melihat fakta itulah, maka Priyo makin serius dan tertantang untuk membangun kejayaan Lemkari. Untuk itu, sebagai formatur tunggal sekaligus ketua umum terpilih dengan wewenang penuh, dia menyusun kepengurusan yang tangguh dengan melibatkan tokoh-tokoh dari berbagai lini.
“Kurang apa Lemkari ini. Semua tokoh dari berbagai profesi menyatu dalam kepengurusan sekarang. Dengan sumber daya manusia yang dimiliki, kami siap membangun kebesaran Lemkari dan karate Indonesia,” katanya, yang disambut tepuk tangan ratusan hadirin di Ballroom FX Mall, Senayan.
Priyo, yang kini menyandang DAN-VI, dalam kepengurusannya telah mencanangkan beberapa program andalan, di antaranya adalah membuka beberapa pusat pelatihan, dojo, serta mengadakan kejuaraan baik tingkat daerah maupun nasional.
“Kami juga akan aktif mengikuti kejuaraan internasional. Pekan depan, 10 karateka akan dikirim ke Kuala Lumpur,” ucap Ketua DPP Partai Golkar itu.
Selain itu, tokoh Partai Golkar tersebut mengemukakan, Lemkari juga menyelenggarakan latihan bersama dan demontrasi karate tingkat nasional oleh ribuan karate sabuk hitam DAN-I sampai IX di Jakarta. Pihaknya juga akan memperkenalkan dan membangkitkan hobi olahraga karate pada generasi muda bangsa. Lemkari pun akan menghimpun kembali para anggotanya dan memikirkan kehidupan mereka.
“Bagi atlet yang masih aktif, saya berpesan agar meraih prestasi setinggi-tingginya. Saya akan mencari dana. Bagi mantan atlet yang kehidupannya belum baik, maka kami juga akan memikirkan untuk membantunya,” katanya.
Dalam kepengurusan PB Lemkari 2011-2016 itu, Priyo sukses menyatukan beberapa tokoh tenar. Ada Hajrianto Y Thohari, Anton Lesiangi, Yuddy Chrisnandi, Fadli Zon, Akbar Faizal, Budi Supriyanto, Poempida Hidayatullah, Leonardy Harmainy, dan Edison Betaubun. Dari kalangan pengusaha ada Arnes Lukman. Untuk kalangan karate ada Willem Mantiri, Yuli Ekayanti, dan Harried Taning. (Gungde Ariwangsa)

Karateka Lemkari Boleh Bertanding di Berbagai Negara


Karateka Lemkari Boleh Bertanding di Berbagai Negara

Semarang, CyberNews. Ketua Umum Pengurus Besar Lembaga Karate-Do Indonesia (PB Lemkari), Priyo Budi Santoso, berjanji akan mengirimkan karateka dari Lemkari ke kejuaraan tingkat dunia, di negara manapun yang diinginkan atlet. Namun syaratnya atlet tersebut harus memiliki prestasi yang membanggakan di tingkat nasional, minimal harus juara di Kejurnas yang digelar Lemkari.
“Ini sebagai sebuah penghargaan terhadap karateka-karateka yang memiliki prestasi. Dan untuk mewadahi itu, saya akan memberangkatkan setiap karateka yang memiliki prestasi untuk tampil bertanding di luar negeri,” ujar Wakil Ketua DPR RI ini saat melakukan konsolidasi dengan pengurus Lemkari Jateng, Minggu (13/3) di rumah makan Oen Semarang.
Priyo berpesan kepada seluruh pengurus Lemkari Jateng agar memperhatikan perkembangan atlet terutama yang masih yunior.  “Kita ingin agar prestasi karate Tanah Air bisa maju di tingkat dunia. Potensi atlet-atlet yang bagus harus dicari termasuk masuk ke sekolah-sekolah, perguruan tinggi, perusahaan-perusahaan, dan satuan elit di tubuh TNI,” ungkap politisi asal Partai Golkar ini.
Dia juga berharap Jateng bisa berkontribusi menyumbang atlet-atlet terbaiknya guna membela Indonesia di tingkat nasional. Pemegang DAN VI Lemkari ini meminta pengurus daerah melakukan inventarisasi langsung terhadap semua karateka yang bernaung di bawah Lemkari.
Priyo terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum PB Lemkari periode 2011-2016 dalam Kongres Lemkari di Denpasar, 10 Januari 2011. Dia menggantikan Anton Lesiangi, setelah pesaing terkuatnya Yudhy Chrisnandi mengundurkan diri dalam kongres yang berlangsung di GOR Lila Bhuwana itu. Yudhy selanjutnya ditunjuk menjadi ketua harian.
Selain Yudhy, kandidat yang sempat muncul dalam kongres yang diikuti 30 Pengprov dari 33 Pengprov Lemkari se-Indonesia tersebut adalah Idrus Marham yang juga Sekjen DPP Partai Golkar. Dalam kepengurusannya ini, Priyo menggandeng sejumlah politisi lain yang ditempatkan sebagai ketua bidang seperti Fadli Zon, Ali Mukhtar Ngabalin, Akbar Faisal, dan Azis Samsudin.
(Nurul Muttaqin/CN26)

Priyo Ketua Umum PB.Lemkari

Priyo Ketum Anyar PB Lemkari

DENPASAR – Priyo Budi Santoso akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum PB Lemkari periode 2011-2016 setelah pesaingnya Yuddy Chrisnandi mengundurkan diri dalam kongres yang digelar di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, Senin (10/11/2011).
Jika sebelumnya, muncul tiga nama politisi bakal bertarung ketat merebut kursi Ketua Umum PB Lemkari yang diduduki Anton Lesiangi, namun belakangan hanya muncul dua nama yakni Priyo dan Yuddy. Satu nama lainnya, Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham, justru tidak muncul hingga berakhirnya Kongres.
Priyo yang sebelumnya sebagai Penasehat PB Lemkari, terpilih aklamasi menggantikan Anton dalam kongres yang diikuti 30 Pengprof bukan 28, seperti informasi sebelumnya, dari 33 Pengprov Lemkari di seluruh Indonesia.
Priyo melaju mulus setelah pesaing utamanya Yuddy yang sebelum kongres namanya ramai diperbincangkan, akhirnya memilih mengalah dan mengundurkan diri.
Hanya saja, meski Yuddy mengundurkan diri dalam pencalonan, namun peserta kongres sepekat memutuskan jika Priyo menjadi Ketua Umum, maka Yuddy diposisikan sebagai Ketua Harian. Seperti diketahui, Yuddy saat ini menduduki Wakil Ketua Bidang Organisasi, PB Lemkari sejak 2008 sampai 2011.

Sejarah Karate

SEJARAH KARATE
Menurut legenda, evolusi karate dimulai lebih dari ribuan tahun yang lalu, kemungkinan pada awal abad ke-5 SM ketika Bodhidharma tiba di kuil Shaolin, China dari India dan mengajarkan Zen Buddhisme. Dia juga memperkenalkan serangkaian latihan sistematis yang didesain untuk memperkuat pikiran dan tubuh, latihan-latihan yang disebut-sebut sebagai awal gaya tinju Shaolin. Pelajaran yang diberikan Bodhidharma kemudian menjadi dasar mayoritas seni bela diri China. Sesungguhnya, asal karate tidak jelas dan sedikit yang diketahui mengenai awal pengembangan karate sampai ia diperlihatkan di Okinawa.
Okinawa merupakan pulau kecil dari sekelompok pulau yang membentuk Jepang modern. Okinawa merupakan pulau utama dari untaian Pulau Ryuku yang membentang dari Jepang ke Taiwan. Di kelilingi oleh koral, Okinawa memiliki luas kurang lebih 10 km dan panjang hanya 110 km, terletak 740 km di timur dataran China, 550 km di Selatan dataran utama Jepang dan 550 km di utara Taiwan. Okinawa menjadi jalur yang disinggahi mayoritas rute perdagangan, sebagai titik peristirahatan yang pertama kali ditemukan oleh orang Jepang. Kemudian Okinawa dikembangkan menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara, perdagangan dengan Jepang, China, Indo China, Thailand, Malaysia, Borneo (Kalimantan), dan Filipina.
Pada tahap awal, bentuk asli seni bela diri karate mirip dengan pertarungan dengan tangan (tapak) yang dikembangkan di Okinawa dan disebut Te atau tangan. Larangan penggunaan senjata, membuat orang-orang Okinawa terdorong untuk menyempurnakan teknik tangan kosong yang dilatih secara diam-diam. Penyempurnaan lebih lanjut muncul dari pengaruh seni bela diri lain yang dibawa oleh para bangsawan dan pedagang ke pulau tersebut.
Pengembangan lebih lanjut dilakukan selama bertahun-tahun, terutama di tiga kota Okinawa, yaitu Shuri, Naha, dan Tomari. Masing-masing kota ini merupakan pusat dari kelas masyarakat yang berbeda, masing-masing merupakan pusat masyarakat raja dan bangsawan, pedangang, petani dan nelayan. Karena alasan ini, terdapat perbedaan bentuk seni pertahanan diri yang dikembangkan di masing-masing kota, yang kemudian dikenal dengan Shuri-te, Naha-te, dan Tomari-te. Secara kolektif mereka disebut Okinawa-te atau Tode, “Chinese Hand”. Secara perlahan karate terbagi menjadi dua kelompok utama, Shorin-ryu yang dikembangkan di Shuri dan Tomari, Shorei-ryu yang dikembangkan di Naha. Shorin-ryu menekankan pada kecepatan, linier, dengan pola pernafasan natural sementara Shorei-ryu menekankan pada kestabilan dan pernafasan yang disinkronisasi dengan masing-masing gerakan. Menariknya, konsep dari kedua gaya ini juga terdapat dalam bela diri kungfu.
Karakter huruf China yang digunakan untuk menulis Tode juga dapat dibaca sebagai “Kara”, jadi nama Te diganti dengan Karate-jutsu atau “Chinese Hand Art atau Seni Bela Diri Tangan dari China” oleh para master dari Okinawa. Kemudian diganti menjadi Karate-do oleh Gichin Funakoshi yang mengadopsi arti alternatif dari karakter huruf “Chinese” yaitu “Kara” yang berarti “kosong”. Mulai saat itu istilah karate diartikan sebagai “tangan kosong”. Do dalam kata karate-do berarti “cara” atau “pedoman” dan sebagai indikasi tata tertib dan filosofi dari karate yang dikonotasikan dengan moral dan spiritual.
Do menjadi konsep yang lazim, setidaknya sejak kelahiran pelajar dari Okinawa, Teijinsoku pada tahun 1663, seperti yang dia tulis di puisinya:
Tidak perduli seberapa hebat seni Te Anda
Dan ilmu pengetahuan Anda
Tidak ada yang lebih penting dari perilaku Anda
Dan perikemanusiaan Anda dalam kehidupan sehari-hari
(Nagamine, 1976)

Pertunjukan karate di muka umum pertama kali dilakukan oleh Gichin Funakoshi pada tahun 1917 di Butoku-den, Kyoto (Hassel, 1984). Demonstrasi ini dan demonstrasi berikutnya sangat berkesan bagi banyak orang Jepang, termasuk Putera Mahkota Hirohito, yang sangat antusias terhadap seni bela diri Okinawa ini. Pada tahun 1922, Dr. Jano Kano, pendiri seni bela diri Judo Jepang mengundang Funakoshi untuk mempertunjukkan karate di Dojo Kodokan yang terkenal dan dia meminta Funakoshi tetap tinggal di Jepang untuk mengajarkan karate.
Sekarang terdapat empat aliran utama dalam karate-do di Jepang, yaitu: Goju-ryu, Shito-ryu, Shotokan, dan Wado-ryu.
Goju-ryu dikembangkan dari Naha-te, popularitasnya terutama karena kesuksesan Kanryo Higaoma (1853-1915). Higaoma membuka dojo di Naha menggunakan delapan bentuk yang dibawanya dari China. Murid terbaiknya Chojun Miyagi (1888-1953) kemudian mendirikan Goju-ryu “metode keras lunak” pada tahun 1930. Di Goju-ryu penekanan ditujukan pada kombinasi antara teknik tangkisan lembut memutar dan serangan balasan yang cepat dan keras.
Shito-ryu didirikan oleh Kenwa Mabuni (1889-1952) pada tahun 1928 dan dipengaruhi secara langsung oleh Naha-te dan Shuri-te. Nama Shito diambil dari kombinasi karakter tulisan Jepang dari nama guru Mabuni, yaitu Ankoh Itosu dan Kanryo Higaoma. Shito-ryu banyak menggunakan “kata”, sekitar 50%, dan berkarakteristik penekanan pada penggunaan kekuatan dalam pelaksanaan latihan.
Shotokan didirikan oleh Gichin Funakhosi (1868-1957) di Tokyo pada tahun 1938. Funakoshi dianggap sebagai pendiri karate modern. Lahir di Okinawa dia mulai belajar karate dari Yasutsune Azato, salah satu ahli bela diri terbesar di Okinawa. Pada tahun 1921 Funakoshi pertama kali memperkenalkan karate di Tokyo. Pada tahun 1936, pada umur hampir mendekat 70 tahun, dia membuka dojo, yang kemudian disebut Shotokan. Shotokan Karate berkarakteristik teknik linier yang bertenaga dan cara berdiri yang kokoh.
Wado-ryu “jalan harmoni” didirikan pada tahun 1939, merupakan sistem karate yang dikembang dari jujitsu dan karate oleh Hienori Otsuka. Dia mempelajari karate dari Gichin Funakoshi. Aliran karate ini mengkombinasikan teknik pergerakan dasar dari Jujitsu dengan teknik menghindar, menekankan pada kelembutan, harmoni, dan disiplin spiritual.

Anton Desak PB Forki Cabut Edaran

Anton Desak PB Forki Cabut Edaran

JAKARTA – Anton Lesiangi, Ketua Umum Pengurus Besar Lembaga Karate-do Indonesia (Lemkari) versi Kongres Luar Biasa, mendesak PB Federasi Olahraga Karate Seluruh Indonesia (FORKI) mencabut edaran pengakuan terhadap Lemkari yang diketuai Kapolri.

Desakan itu dia sampaikan di Jakarta, Selasa (27/1). Jika desakannya tidak digubris, dia akan membawa masalah ini ke pengadilan.

Surat edaran FORKI yang ditandatangani Ketua Umum PB FORKI Luhut Binsar Panjaitan, Maret 2003, berisi pengakuan terhadap PB Lembaga Karate-do Indonesia (Lemkari) yang diketuai Kapolri. Anton Lesiangi, memenangi gugatan atas Lemkari kubu Elong Chandra melalui Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Oktober 2003.

Anton yang merasa memiliki hak atas Lemkari, kemudian mengirim surat desakan kepada Ketua Umum PB FORKI Luhut Binsar Panjaitan, Januari 2004. Dia meminta PB FORKI membubarkan Pengurus Lemkari versi Elong yang telah dikukuhkan Luhut Panjaitan 31 Maret 2003.

Anton memberi waktu hingga 10 Februari kepada Luhut untuk membubarkan Lemkari versi Elong, dan mengukuhkan Lemkari hasil KLB di Jakarta.

“Saya beri waktu hingga 10 Februari, terhitung mulai hari ini kepada ketua umum Forki untuk mencabut Surat Keputusan (SK) pengukuhan Lemkari versi Kapolri. Jika tidak, mengacu kepada keputusan PN Jakarta Barat, maka ketua umum Forki melakukan tindak pidana dengan hukuman 5 tahun dan sanksi perdata satu hari Rp 1 juta,” kata Anton kepada wartawan di Jakarta, Selasa (27/1)

Anton menambahkan, putusan PN Jakarta Barat mengenai sertifikat merk perguruan Lemkari cukup kuat baginya untuk melakukan tuntutan kepada Luhut Panjaitan. Apalagi keputusan itu juga didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia melalui Direktorat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

“Keputusan itu telah menguatkan pengurus versi KLB, dan kita berharap Pak Luhut segera mencabut SK pengukuhan Lemkari tanggal 23 Maret 2003,” katanya.

Kemenangan gugatan Anton diputuskan oleh hakim kepala Abdul Wahid Oscar SH yang menangani perkara perdata tentang keabsahan Perguruan Lembaga Karate-Do Indonesia (Lemkari).

Dalam putusannya, Oscar menyebutkan, terhitung 3 Oktober 2003, yang berhak menggunakan nama Perguruan Lemkari adalah pihak penggugat yakni Lemkari kepemimpinan Anton Lesiangi. Pengadilan juga memutuskan bahwa pihak tergugat dalam hal ini kubu Elong Chandra, tidak diperbolehkan lagi melakukan aktifitas perguruannya dengan menggunakan lambang serta logo Lemkari. Jika pihak tergugat melanggarnya, akan dikenakan sanksi perdata berupa denda uang sebesar Rp1 juta per hari. Serta tuntutan pidana 5 tahun penjara.

Menanggapi surat itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Forki, Ahmad Budu seperti dikutip dari Antara, mengatakan pihaknya menerima PB Lemkari pimpinan Kapolri waktu itu Hamami Nata karena Lemkari pimpinan Anton tidak sesuai dengan AD/ART Lemkari.

“Kongres luar Biasa yang memilih Anton sebagai ketua tidak sah karena tidak sesuai AD/ART,” katanya. (W-11)

Sejarah Karate di Indonesia

Di tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliahnya bernama Drs. Baud A.D. Adikusumo(Alm). Beliau adalah seorang karateka yang mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA Shotokan. Ia mulai mengajarkan karate. Melihat banyaknya peminat yang ingin belajar karate, dia mendirikan PORKI (Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia) yang merupakan cikal bakal FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Sehingga beliau tercatat sebagai pelopor seni beladiri Karate di Indonesia.Dan beliau juga pendiri Indonesia Karate-DO (INKADO)

Setelah beliau, tercatat nama putra-putra bangsa Indonesia yang ikut berjasa mengembangkan berbagai aliran Karate di Indonesia, antara lain Bp. Sabeth Mukhsin dari aliran Shotokan, pendiri Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI), dan juga dari aliran Shotokan adalah Bp.Anton Lesiangi (pendiri Lembaga Karate-Do Indonesia/LEMKARI,yang tadinya Bp.Sabeth Mukshin dan Bp.Anton Lesiangi  bersama-sama mendirikan PORKI , namun terjadi perselisihan kemudian terbagilah PORKI SABEHT dan PORKI ANTON pada tahun 1967, kemudian  pada tahun 2005 karena urusan internal banyak anggota Lemkari yang keluar dan dipecat yang kemudian Elong Chandra mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari perguruan MKC (Medan Karate club). Kabarnya, perguruan ini sekarang menjadi besar dan maju, tidak kalah dengan LEMKARI.

Aliran Shotokan adalah yang paling populer di Indonesia. Selain Shotokan, Indonesia juga memiliki perguruan-perguruan dari aliran lain yaitu Wado dibawah asuhan Wado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) yang didirikan oleh Bp. C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do Indonesia (KKI) yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu. Selain itu juga dikenal Bp. Setyo Haryono dan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryu, Bp. Nardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu dan SHINDOKA.

Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka Indonesia dapat berlaga di forum Internasional terutama yang disponsori oleh WKF.

Apakah Karate itu?

Apakah Karate itu?

Karate-do merupakan sebuah seni beladiri  yang aslinya berasal dari daerah Okinawa, kemudian dimodifikasi dan diubah menjadi suatu jalan kehidupan (way of life) oleh  Gichin Funakoshi. Sebelum perubahan ini, karate-do hanyalah merupakan suatu teknik beladiri tanpa senjata dengan hanya mengandalkan tangan dan kaki saja. Meskipun ada beberapa pengaruh dari beladiri China, pengembangan karate-do sangat khas Okinawa dan tentu Jepang. Tuan Funakoshi, dipengaruhi oleh beladiri tradisional dari kepulauan Jepang, seperti kyudo, kendo, dan judo.  Ia memodifiksi karate sampai suatu saat disebut sebagai Karate-jutsu, sebuah seni bertarung yang menekankan pada aspek filosofinya,  cara ini harus dipelajari sepanjang kehidupan sehari-hari oleh seorang murid karate.hal inilah yang menyebabkan karate disebut sebagai Jalan Kehidupan:Karate-do  (do, berarti jalan). Gichin Funakoshi, selanjutnya, menggabungkan teknik Karate dengan Budo tradisional, memasukan intisari dari Budo ke dalam hati  Karate -- suatu jalan seni beladiri yang nyata. Kata Budo dibentuk oleh dua karakter China, bu terdiri dari dua simbol, yang satu artinya menghentikan, yang didalamnya menggambarkan dua senjata, yang artinya menghentikan perselisihan.  Menurut kata Funakoshi sendiri: "Sejak Karate merupakan budo, pengertian ini harus diputuskan secara mendalam dan pukulan sebaiknya tidak digunakan secara sembarangan."
Kata karate juga dibentuk oleh dua karakter, yang pertama adalah  kara (kosong) dan lainnya  te (tangan).  Kata kosong berarti teknik beladiri Karate tidak memerlukan senjata, hanya menggunakan anggota badan  seperti tangan dan kaki sebagai pengganti senjata. 

Sejarah Singkat Karate Shotokan

Sejarah Singkat Karate Shotokan

Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan karate, biasanya dikreditkan dengan memiliki diperkenalkan dan dipopulerkan karate di pulau-pulau utama Jepang. Sebenarnya banyak Okinawans aktif mengajar, dan karena itu sama bertanggung jawab untuk pengembangan karate. Funakoshi adalah seorang mahasiswa dari kedua Asato Anko dan Itosu Anko (yang telah bekerja untuk memperkenalkan karate ke Prefektur Okinawa Sistem Sekolah tahun 1902).
The Master Karate

Selama periode ini, guru-guru terkemuka yang juga mempengaruhi penyebaran karate di Jepang termasuk Kenwa Mabuni, Chojun Miyagi, Motobu Choki, Kanken Toyama, dan Kanbun Uechi. Ini merupakan periode yang bergejolak dalam sejarah wilayah tersebut. Hal ini termasuk aneksasi Jepang terhadap kelompok pulau Okinawa tahun 1872, Pertama Perang Sino-Jepang (1894-1895), yang Perang Rusia-Jepang (1904-1905), aneksasi Korea, dan bangkitnya militerisme Jepang (1905-1945 ).

Jepang menginvasi China pada waktu itu, dan Funakoshi tahu bahwa seni Tang / tangan Cina tidak akan diterima, sehingga perubahan nama seni untuk "cara tangan kosong." Akhiran melakukan menyiratkan karatedō yang merupakan jalan menuju pengetahuan diri, tidak hanya studi tentang aspek teknis pertempuran. Seperti seni bela diri yang paling dipraktekkan di Jepang, karate membuat transisi dari-jutsu yang harus dilakukan sekitar awal abad ke-20. Melakukan "" dalam "Karate-do" membedakannya dari karate-jutsu, seperti aikido dibedakan dari aikijutsu, judo dari jiu-jitsu, kendo dari kenjutsu dan iaido dari Iaijutsu.

Funakoshi mengubah nama Kata banyak dan nama seni itu sendiri (setidaknya di Jepang daratan), sehingga untuk melakukan karate diterima oleh organisasi budo Jepang Dai Nippon Butoku Kai. Funakoshi juga memberikan nama Jepang untuk banyak Kata itu. Kelima bentuk pinan dikenal sebagai Heian, tiga bentuk naihanchi dikenal sebagai tekki, seisan sebagai hangetsu, Chintō sebagai gankaku, wanshu sebagai EMPI, dan sebagainya. Ini sebagian besar perubahan politik, bukan perubahan isi formulir, meskipun tidak Funakoshi memperkenalkan beberapa perubahan tersebut. Funakoshi telah dilatih dalam dua cabang populer Okinawan karate kali, Shorin-ryu dan Shōrei-ryu. Di Jepang ia dipengaruhi oleh kendo, menggabungkan beberapa ide tentang jarak dan waktu ke gayanya. Dia selalu menyebut apa yang diajarkan sebagai hanya karate, tetapi tahun 1936 ia membangun sebuah dojo di Tokyo dan gaya yang ditinggalkannya biasanya disebut Shotokan setelah dojo ini.
Funakoshi Gichin
Modernisasi dan sistematisasi karate di Jepang juga termasuk penerapan seragam putih yang terdiri dari kimono dan keikogi-dogi atau sering disebut hanya karategi-dan jajaran sabuk berwarna. Kedua inovasi yang berasal dan dipopulerkan oleh Jigoro Kano, pendiri judo dan salah satu orang Funakoshi berkonsultasi dalam usahanya untuk memodernisasi karate.
Pada tahun 1922, Hironori Otsuka menghadiri Festival Olahraga Tokyo, di mana ia melihat karate Funakoshi's. Otsuka begitu terkesan dengan ini bahwa dia mengunjungi Funakoshi banyak kali selama tinggal. Funakoshi adalah, pada gilirannya, terkesan dengan antusiasme Otsuka dan tekad untuk memahami karate, dan setuju untuk mengajarinya. Pada tahun-tahun berikutnya, Otsuka membuka praktik medis menangani cedera seni bela diri. kecakapan-Nya dalam seni bela diri membawanya menjadi Instruktur Kepala jiu-jitsu Shindo-ryu Yōshin pada usia 30, dan asisten instruktur di dojo Funakoshi's.
Pada 1929, Otsuka terdaftar sebagai anggota Federasi Bela Diri Jepang. Okinawan karate saat ini hanya peduli dengan Kata. Ohtsuka berpikir bahwa semangat budo penuh, yang berkonsentrasi pada pertahanan dan serangan, hilang, dan bahwa teknik Kata tidak bekerja dalam situasi pertempuran yang realistis. Dia bereksperimen dengan lainnya, lebih agresif gaya seperti judo, kendo, dan aikido. Dia dicampur unsur-unsur praktis dan berguna karate Okinawa dengan teknik seni bela diri tradisional Jepang dari jujitsu dan kendo, yang menyebabkan kelahiran kumite, atau pertempuran bebas, di karate. Ohtsuka berpikir bahwa ada kebutuhan untuk jenis yang lebih dinamis dari karate yang harus diajarkan, dan ia memutuskan untuk meninggalkan Funakoshi untuk berkonsentrasi pada pengembangan gaya sendiri karate: Wadō-ryu. Pada tahun 1934, karate Wadō-ryu secara resmi diakui sebagai gaya karate independen. Pengakuan ini berarti tolak untuk Otsuka dari praktek medis dan pemenuhan hidup yang ambisi-untuk menjadi seniman bela diri penuh-waktu.

Gaya pribadi Otsuka's Karate resmi terdaftar pada tahun 1938 setelah ia dianugerahi pangkat Renshi-pergi. Dia menyajikan demonstrasi karate Wadō-ryu untuk Bela Diri Jepang Federasi. Mereka begitu terkesan dengan gaya dan komitmen bahwa mereka mengakui dirinya sebagai seorang instruktur tingkat tinggi. Tahun berikutnya Bela Diri Jepang Federasi meminta semua gaya yang berbeda untuk mendaftarkan nama mereka, Otsuka mendaftarkan nama-ryu Wadō. Pada tahun 1944, ditunjuk Jepang Otsuka Kepala Instruktur Karate.
Sebuah bentuk baru disebut Kyokushin karate secara resmi didirikan pada 1957 oleh Masutatsu Oyama (yang lahir Korea, Choi Yeong-Eui). Kyokushin sebagian besar merupakan sintesis Shotokan dan Goju-ryu. Ini mengajarkan kurikulum yang menekankan gairah, ketangguhan fisik, dan perselisihan kontak lengkap. Karena penekanannya pada fisik, adu kekuatan penuh, Kyokushin sekarang sering disebut Full Kontak Karate, atau Knockdown Karate (nama itu menjadi peraturan kompetisi). Banyak organisasi dan gaya karate lainnya diturunkan dari kurikulum Kyokushin.

Selain itu, World Karate Federation (WKF) hanya mengakui gaya karate ini dalam daftar Kata nya

* Shotokan-ryu
* Shito-ryu
* Goju-ryu
* Wadō-ryu

Tetapi, World Union of Karate-do Organizations (WUKO) mengakui gaya karate ini dalam daftar Kata nya.

* Goju-ryu,
* Shito-ryu,
* Shotokan-ryu,
* Wadō-ryu,
* Shorin-ryu,
* Uechi-ryu,
* Kyokushinkai,
* Budokan.

Banyak perguruan akan berafiliasi dengan atau sangat dipengaruhi oleh salah satu atau beberapa gaya tersebut.
Karate aliran Shotokan adalah ciptaan dari Master Gichin Funakoshi. Beliau dilahirkan pada tanggal 10 Nopember 1868 dan wafat ketika beliau berusia 89 tahun pada tanggal 26 April 1957. Aliran Shotokan beserta aliran karate lainnya serta seni ilmu beladiri lainnya juga, tidak memiliki garis keturunan yang kuat dari mana asal yang sebenarnya. Namun kebanyakan orang menerima bahwa asal usul mula karate berasal dari Cina, yakni ketika seorang Biksu India bernama Bodhidharma membawa sebuah sistem untuk mengembangkan para biarawan dari Kuil Shaolin untuk mengatasi masa meditasi yang panjang.

Pada saat yang sama ada beberapa gaya formal te ( sistem berperang) yang dikembangkan di pulau-pulau Okinawa.Selama waktu itu sekitar tahun 1300an ada rute yang sudah terbangun antara Cina dan Okinawa dan sepanjang perdagangan, Cina membawa budaya dan seni bela dirinya ke pulau Okinawa.  Gaya seni beladiri Cina bergabung dengan te (sistem perang) Okinawa maka terbentuklah Karate.

Gichin Funakoshi awalnya belajar  karate dari dua orang master karate  di Okinawa yakni Anko Itosu dan Anko Asato di tahun 1860 an.
Kedua master karate tersebut dikenal sebagai kakek nya Karate modern dan Gichin Funakoshi akhirnya dilabel sebagai bapak karate modern karena dialah yang bertanggunag jawab dalam mempopulerkan gaya karate ke seluruh Jepang.  Pada tahun 1922 ia diundang oleh Departemen Pendidikan untuk memberikan demonstrasi publik untuk pertama kalinya  di First National Athtletic Exhibition di Tokyo. Dia memutuskan untuk tinggal di Tokyo setelah demonstrasi itu untuk  mempromosikan karate dan mulai mengajar mahasiswa yang tertarik.

Gichin Funakoshi tidak pernah menyebut gaya Shotokan Karate. Dia hanya menyebutnya sebagai karate ketika ia sedang mengajar. Bagian 'shoto' berasal  dari seringnya  ia menggunakan dalam tulisan-tulisannya. Dia adalah seorang penyair dan kaligrafi dan ia menggunakan nama 'shoto' dalam semua hasil karyanya. Kata 'shoto' berasal dari kata sho dan to, to yang artinya hutan cemara dan sho artinya tiupan angin yang sepoi-sepoi. Beliau sering sekali bermeditasi atau menjelajahi hutan cemara ( to) yang cukup sejuk dengan hembusan angin sepoi-sepoi (sho) di kaki sebuah gunung  bernama  Tora No Maki (harimau yang tidak pernah tidur)

Karate aliran  Shotokan saat paling banyak dipraktekkan. Aliran ini memiliki banyak organisasi dan klub di seluruh dunia. Ini dikarenakan murid-murid Gichin Funakoshi banyak yang mengajar di universitas2 Jepang dan memperkenalkan ke dunia barat. Dari murid-muridnya tersebut ada yang mempertahankan cara-cara tradisional ajaran Gichin Funakoshi dan ada juga murid-murid yang lain memodifikasi gaya gerakan tersebut. Namun warisan Gichin Funakoshi dan ajaran tetap hidup dalam semua variasi gaya Karate Shotokan yang kita lihat sekarang.

Apa dan Siapa Shotokan Karate-do International itu?

Shotokan Karatedo International Federation : Lambang SKIF
Apa dan Siapa ?


Shotokan Karatedo International Federation (SKIF) didirikan pada bulan Desember 1977 oleh Sensei Hirozaku Kanazawa.  Sampai sekarang SKIF telah memiliki anggota yang aktif sebanyak 1.700.000 di 72 negara. Dengan demikian SKIF dapat dikatakan sebagai salah satu organisasi karate yang terbesar dan terbaik hingga saat ini.

Hirozaku KanazawaKebesaran SKIF tidak dapat dipisahkan dari pendirinya Hirozaku Kanazawa yang sekarang menjabat sebagai presiden SKIF. Sensei Kanazawa, demikian ia dipanggil oleh murid-muridnya merupakan salah seorang murid langsung dari Master Gichin Funakoshi, pendiri karate aliran Shotokan. Kanazawa dilahirkan pada tahun 1931 di Iwate, Jepang.  Setelah lulus dari Universitas Takushoku, Tokyo,  Kanazawa mengikuti seluruh kejuaraan Karate Jepang selama sekitar 3 tahun, dari 1957 sampai 1959.  Sekitar tahun 1957 itu, Kanazawa bergabung dengan Japan Karate Association (JKA).

Karirnya yang panjang sebagai instruktur karate dimulai pada tahun 1960.  Sejak saat itu, Kanazawa dikenal sebagai seorang pelatih karate yang sangat terkenal dan sangat dihormati.  Ia melanjutkan karirnya dengan berkeliling dunia, mengamalkan pengetahuan karate yang diketahuinya.  Kanazawa juga merupakan salah seorang dari sedikit yang berhasil mencapai gelar Shihan (Master).  Tingkatan sabuk Kanazawa sekarang adalah Dan IX.

Pada bulan Desember 1957, Kanazawa keluar dari JKA, lalu mendirikan
Shotokan Karatedo International Federation (SKIF) yang berkembang pesat di berbagai negara hingga mencapai 72 negara anggota.

SKIF menggelar kejuaraan dunia karate shotokan yang pertama pada tahun 1983 di Tokyo, Jepang.  Kejuaraan ketiga juga dilaksanakan di Tokyo pada tahun 1988.  Kejuaraan dunia SKIF kelima dilaksanakan di Yokohama, Jepang dan yang terakhir pada tahun 1997 kejuaraan SKIF keenam dilaksanakan di Itali.

Kejuaraan dunia SKIF ke-7 akan digelar tanggal 19-23 April 2000 di Denpasar, Bali.  Kejuaraan ini dapat terselenggara berkat kiprah perguruan Inkando merupakan salah satu anggota SKIF.  Menurut ketua panitia (OC) kejuaraan SKIF ke-7 ini, pertimbangan pemilihan lokasi di Bali daripada Jakarta adalah karena Bali dinilai lebih  aman daripada Jakarta, selain itu Bali mudah diakses dari seluruh penjuru dunia.  Hanya yang patut disayangkan, fasilitas olahraga di Bali tidak sebaik di Jakarta.  Sehingga menurut informasi, tempat kejuaraan berlangsung kurang memadai.  Bagaimana tidak, kapasitas ruangan tempat kejuaraan berlangsung adalah sekitar 900 orang sedangkan atlet yang akan berlaga sampai sekarang telah terdaftar lebih dari 1000 orang.  Maka tontonan yang akan menarik perhatian para karateka Indonesia ini mungkin akan sukar ditonton secara langsung di Bali karena kurangnya kapasitas ini.  Semoga saja kejuaraan ini dapat berjalan lancar dan tim Indonesia dapat meraih tempat yang terhormat.